Pangan Lokal yang Diabaikan Oleh Pemerintah Daerah.
Ilustrasi pangan Lokal yang abaikan oleh Pemerintah Daerah
Nabire-Anakkampung - Ekonomi Pertanian dan Peternakan tidak berkembang karena, Pemimpin di Daerah tidak peduli Terhadap pangan Lokal seperti: Nota, Nomo, Apuh, Momai, Sayurang2x, Babi, Kambing, kelinci, sapi dll.
Pemimpin berpendapat bahwa Makan Beras dan Makanan toko adalah makanan bisah bertahan tubuh, namun makanan yang di toko ini banyak terkontaminasi dengan kimia, sehingga mengundang banyak penyakit.
Perbandingan kehidupan Tete Nene moyang kami, mereka bisah bertahan hidup sampai tua baru bisah meninggal, namun sekarang masih mudah saja sudah mengalami gangguan sakit.
Apa ka ini penyebab-Nya dari makanan dan minuman simak sama-sama??
Taraf hidup masyarakat Mee-Pagoo sangat menurun sekali dari beberapa tahun yang silam ini. Hal ini terjadi karena kurang penyuluhan pertanian dan peternakan di Pemerintah Daerah.
Saya melihat di Dinas Pertanian dan peternakan di Pemerintahan Daeraha ini tidak ada penyuluhan Pertanian dan Peternakan.
Padahal taraf hidup masyarakat di setiap Daerah untuk meningkatkan Ekonomi Pertanian dan Peternakan ada di tangan Penyuluhan, karena Penyuluhan ada maka akan membantu untuk meningkatkan taraf hidup Ekonomi masyarakat.
Jangan sampai pangan Pertanian dan Peternakan luar masuk sehingga, krisis pangan Lokal dan Krisis pertanian dan Peternakan akan terjadi. Akhirnya terjadi krisis Ekonomi pertanian dan Peternakan lokal di Daerah.
Jadi Pemimpin di satu Daerah dalam hal ini Bupati di Wilayah Masing-Masing Daerah jeli melihat persoalan Pangan Lokal ini.
Untuk mengatasi Krisis pangan Lokal ini, Pemerintah Daerah kontrak Jurusan Teknis seperti Pertanian, Peternakan, Kesehatan Hewan, Kedokteran Hewan, Perikanan dan jurusan Teknis Berhubungan dengan Meningkat Ekonomi pangan Lokal..
Supaya Taraf hidup Masyarakat di satu Daerah bisah berkembang Ekonomi Pertanian dan peternakan Dan Bisah meningkat derastis, melalu Penyuluhan Pertanian dan Peternakan.
*Penulis adalah pengamat Cerita-Cerita Kampung, John.@
Post a Comment