Header Ads

ads header

Sadio Mane Melakukan Berbagai Aksi Kegiatan Sosial Di Daerah Asalnya



Nabire–Anakkampung - Sadio Mané (lahir 10 April 1992) adalah pemain sepak bola profesional Senegal yang bermain sebagai gelandang sayap untuk klub Premier league  liverpool dan Tim Nasional Senegal

 

“Sadio memulai karier juniornya di Metz kemudian memulai karier seniornya di klub tersebut pada tahun 2011. Sempat bergabung dengan Red Bull Salzburg sebelum pada tahun 2014 pindah ke Southampton. Pada 2017, ia pindah ke Liverpool  dan menjadikannya pemain Afrika termahal saat itu, sebelum di pecahkan Mohamed Salah pada musim berikutnya. Bersama liverpool, ia menjuarai Uefa Champions League  pada tahun 2019, dan menjadi pemain Senegal  pertama yang memenangkan kejuaraan tertinggi di Eropa”.



Desa Bambali adalah tempat Mane pertama kalinya menyaksikan kembalinya Liverpool memenangkan final Liga Champions 2005 saat melawan AC Milan. Ketika itu Mane berusia 13 tahun. Sehingga tanah kelahirannya itu selalu dekat dengan hati dan pikirannya.

Mane menjadi salah satu pilar penting Liverpool. Sehingga, wajar kalau dia mendapat gaji fantastis. Kabarnya, di Anfield dia dibayar 180.000 poundsterling (Rp3,5 miliar) per pekannya. Itu baru dari gajinya di klub, belum termasuk pemasukan lainnya seperti menjadi bintang iklan dan lain sebagainya.


Mane selalu ingin memberi memberi kontribusi untuk daerah asalnya. Apalagi, dia punya kemampuan pendanaan yang kuat sebagai bintang lapangan hijau. 

 

Tercatat, Mane sudah membangun beberapa infrastruktur penting di kampung halamannya, seperti masjid, rumah sakit, hingga sekolah.

 

Tak sedikit dana yang digelontorkan untuk melakukan aksi sosialnya itu. Kabarnya, pemain 29 tahun itu merogoh koceknya hingga 250.000 poundsterling (Rp4,9 miliar) untuk membangun sekolah di negaranya. 

 


Sadio Mane, Pria Kelahiran kampung Bambali Senegal melakukan berbagai aksi kegiatan Sosial di daerah asalnya:

1.   1.  Memberikan sebuah hadiah berupa laptop, seragam sekolah, sepatu, dan tas.

2.   2.  Siswa yg prestasi memberikan uang sebesar 25.000 PCFA (mata uang Senegal), kalau dirupiahkan          senilai Rp 6,1 juta.

3.   3. Pernah menyumbangkan setengah juta Euro untuk membangun sekolah di Senegal.

4.   4. Membangun beberapa bangunan penting di Senegal, seperti rumah ibadah, sekolah dan rumah sakit.

5.   5. Kerap kali memberi bantuan dana untuk keluarga-keluarga miskin di kampungnya.

6   6. Dia memberi dukungan langsung dengan memberi alat-alat untuk bermain, seperti bola serta kostum.       Hal tersebut disumbangkannya kepada beberapa akademi sepak bola di Senegal.

 

"Saya lebih baik membantu orang miskin dibanding mempunyai 10 Ferrari," katanya.

 


 “Menjadi rendah hati, mengingat akar Anda tidak ada biaya, Anda mati dengan uang Anda atau barang-barang mewah yang Anda beli, tetapi Anda dapat mengubah hidup dengan mudah!”

Selain membangun sekolah di tempat kelahirannya yakni desa Bambali, Mané juga telah mendirikan rumah sakit dan sebuah masjid untuk orang-orang sebagai inisiatif hadiah.

Tindakan Mane ini menuai respon positif serta dukungan dari berbagai kalangan, termasuk warganet di sosial media.

 

Mane pun kini sukses mewujudkan cita-citanya membangun rumah sakit. Tercatat rumah sakit tersebut sudah enam bulan beroperasi.

 

Berkat aksi mulianya itu, Senegal pun semakin bangga memiliki sosok Sadio Mane. Pemain Terbaik Afrika 2019 itu bahkan sempat difilmkan dengan judul 'Sadio Mane Made In Senegal'.

 

Penulis adalah bekerja di Komunitas Anakkampung* (John R)

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.